
5 Hidangan Legendaris Khas Indonesia yang Kaya Kandungan Rempah di Dalamnya
Salah satu hal yang khas dikala mencoba bermacam-macam masakan orisinil Indonesia ialah rasa rempah yang muncul dari masing-masing makanan. Hal ini ialah warisan adat istiadat milik bangsa yang sungguh berharga.
Rempah-rempah hasil bumi Indonesia, demikian itu familiar di mancanegara. Keragamannya juga membuat tiap daerah mempunyai ciri masakan dengan rasa otentik. Beda tanah, beda rasa rempah yang muncul meskipun jenisnya sama.
Baca Juga : Mengapa Masakan Jawa Begitu Manis? Ternyata ini penyebabnya
Terdapat banyak makanan lezat dengan bumbu rempah yang sungguh-sungguh khas. Melainkan di antaranya, terdapat lima hidangan legendaris khas Indonesia yang menjadi ikon bangsa. Berikut lima hidangan legendaris kaya rempah asal Indonesia.
Gudeg
Gudeg ialah makanan khas Yogyakarta yang juga dikenal dengan cara pembuatannya yang kompleks. Mirip dengan rendang, diperlukan banyak rempah dan waktu memasak yang cukup lama untuk mendapatkan cita rasa uniknya.
Dibuat dengan bahan utama nangka muda. Bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri dan ketumbar yang dihaluskan. Setelah itu bumbu ditumis bumbu bersama daun salam, daun jeruk, lengkuas, serai, gula merah, kecap dan garam. Baru kemudian nangka dimasukkan bersama braxtonatlakenorman.com santan, dimasak dengan api sedang selama satu jam sampai airnya menyusut. Lazimnya diperkenalkan dengan nasi hangat dan saus pedas krecek.
Rendang
Kelezatan rendang sudah familiar ke semua dunia setelah didapuk jadi makanan terenak di dunia oleh CNN Travel pada 2017. Berasal dari Sumatera Barat, rendang berasal dari kata marandang yang artinya cara kerja memasak untuk menghilangkan air. Masakan orisinil Minang ini memang membutuhkan waktu memasak yang cukup lama, sekitar 7-8 jam sampai daging jadi kering dan kuahnya berminyak.
Uniknya, tiap daerah mempunyai racikan rendangnya masing-masing. Rendang orisinil Padang semisal menerapkan banyak rempah seperti bawang putih, bawang merah, jahe, laos, cabai merah, daun kunyit dan daun jeruk. Segala bahan ini akan diulek lalu ditumis, baru ditambahkan santan dan direbus sampai mendidih. Masukkan potongan daging dan masak dalam api kecil sampai daging empuk dan mengeluarkan minyak.
Rawon
Hidangan tradisional khas Jawa Timur ini mudah dikenali dari kuah berwarna hitam, yang didapat dari penerapan kluwak. Kecuali memberikan warna uniknya, penerapan biji picung yang difermentasi ini juga memberikan cita rasa khas rawon.
Untuk membuat rawon, diperlukan bawang merah, bawang putih, kluwak yang diseduh sebelumnya, kunyit bakar sampai kemiri yang disangrai. Tumis bersama daun jeruk dan serai sampai aromanya harum lalu tambahkan potongan daging. Masak sampai berubah warna dan tambahkan air, garam, merica, air asam, dan gula pasir. Sajikan bersama taburan bawang goreng, tauge, telor asin dan saus pedas terasi.
Nasi Goreng Rempah
Kecuali rendang, nasi goreng jadi masakan khas Indonesia yang dikenal luas sampai ke mancanegara. Variasinya pun dapat berasal dari penerapan bumbu dan rempah-rempahnya, seperti bawang putih, bawang merah, cabai merah besar, ketumbar, pala bubuk, kunyit dan jinten. Segala bahan ini dihaluskan lalu ditumis sampai harum dengan tambahan kapulaga, kayu manis dan cengkeh.
Tambahkan daging ayam atau sapi dan masak sampai matang, baru masukkan nasi dan campur dengan bumbunya. Tambahkan telor orak-arik dan daun bawang, lalu tes rasa dengan menambahkan garam, kecap, dan merica. Jikalau mau cita rasa yang pedas, jangan lupa tambahkan cabai rawit pada bumbu halus atau potongan cabai rawit sebelum diperkenalkan.

Mengapa Masakan Jawa Begitu Manis? Ternyata ini penyebabnya
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak kuliner Jawa yang memiliki cita rasa manis yang khas? Mulai dari gudeg yang legit sampai jenang yang manis, rasa manis seolah menjadi ciri khas kuliner Jawa.
Apalagi bagi pendatang dari daerah luar Jawa, tentu hal ini akan menjadi cita rasa yang berbeda dengan makanan daerah asalnya. Rupanya, di balik kenikmatan rasa manis ini terdapat sejarah panjang dan alasan-alasan menarik.
Sejarah Singkat di Balik Manisnya Kuliner Jawa
Krisis Pangan dan Adaptasi Masyarakat
Rasa manis pada kuliner Jawa berawal pada masa krisis pangan yang terjadi di Pulau Jawa pada abad ke-19. Saat itu, bahan pangan pokok sungguh-sungguh susah untuk diperoleh oleh masyarakat Jawa.
Sebagai solusinya, mereka mulai mengolah tanaman tebu yang melimpah di daerah mereka. Air perasan tebu kemudian dipakai sebagai pemanis natural dalam beraneka kuliner.
Kebijakan Kolonial dan Perkebunan Tebu
Pada masa kolonial Belanda, Pemerintah Belanda menerapkan Kebijakan cultuurstelsel yang menyokong produksi gula di Jawa. Perkebunan tebu berkembang cepat, sehingga gula menjadi komoditas yang mudah diakses oleh masyarakat.
Akibat dari pengaplikasian kebijakan hal yang demikian, pengaplikasian gula dalam kuliner Jawa kian meluas dan menjadi budaya turun-temurun.
Makna Filosofis di Balik Rasa Manis
Selain faktor sejarah dan ketersediaan bahan, rasa manis dalam kuliner Jawa juga memiliki makna filosofis. Dalam budaya Jawa, rasa manis sering kali dikaitkan dengan kenikmatan. Rasa manis dianggap sebagai simbol kenikmatan dan kegembiraan.
Baca Juga : 4 Resep Dan Tata Cara Membuat Roti Canai Sendiri Dirumah
Rasa manis juga diperhatikan sebagai bagian dari keseimbangan rasa dalam sebuah hidangan.
Contoh Kuliner Jawa yang Manis
Gudeg:
Makanan khas dari Yogyakarta ini yakni olahan nangka muda yang dimasak dengan santan, gula merah, dan beraneka bumbu.
Jenang:
Makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, santan, dan gula.
Wedang ronde:
Minuman hangat yang berisi bola-bola beras ketan berisi kacang tanah dan gula merah.
Ketan bakar:
Ketan yang dibakar dan diberi tahu dengan kelapa parut dan gula merah.
Rasa manis yang menjadi ciri khas pada rajaolympus login kuliner Jawa yakni hasil dari perpaduan antara faktor sejarah, ketersediaan bahan, dan makna filosofis. Sedangkan zaman terus berubah, tapi warisan kuliner ini tetap lestari dan menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia (zii).