2025-05-02 | admin3

Kleicha: Rahasia Roti Kurma Warisan Nabi yang Tetap Autentik di Riyadh

Pendahuluan

Di tengah gemerlap modernisasi Riyadh, ibu kota Arab Saudi yang kini berkembang pesat sebagai pusat bisnis dan budaya global, masih tersimpan warisan kuliner yang tetap lestari dan mencerminkan akar peradaban Islam: Kleicha. Roti berisi kurma ini bukan sekadar makanan ringan biasa. Ia adalah simbol peradaban, keramahan Arab, serta warisan kuliner yang dipercaya telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW.

Dikenal sebagai salah satu kudapan khas yang sering hadir dalam momen-momen sakral seperti Idul Fitri dan acara keluarga, Kleicha menyimpan cerita panjang tentang budaya, sejarah, dan spiritualitas. Artikel ini akan mengulas asal-usul Kleicha, resep autentiknya, serta bagaimana roti kurma ini tetap bertahan sebagai simbol keaslian di tengah Riyadh yang terus berubah.


Asal-usul Kleicha: Jejak Kuliner dari Zaman Nabi

Kleicha dipercaya berasal dari kawasan Mesopotamia kuno, wilayah yang kini dikenal sebagai Irak dan sebagian wilayah Arab Saudi bagian utara. Namun, jejak kuat Kleicha juga ditemukan dalam tradisi masyarakat Hijaz — wilayah barat Arab Saudi yang menjadi tempat lahirnya Islam. Sejumlah catatan sejarah menyebutkan bahwa kurma adalah makanan utama penduduk jazirah Arab pada masa Nabi Muhammad SAW, dan roti isi kurma seperti Kleicha kemungkinan besar sudah menjadi bagian dari makanan sehari-hari kala itu.

Lebih dari sekadar kudapan, Kleicha menggambarkan kesederhanaan hidup masyarakat awal Islam, yang mengandalkan bahan lokal seperti kurma, gandum, dan minyak samin. Tak heran jika makanan ini bukan hanya diwariskan secara turun-temurun, tetapi juga dianggap sebagai simbol berkah dan kehangatan rumah tangga.


Bahan dan Proses: Sederhana Tapi Sarat Makna

Kleicha dibuat dari adonan tepung terigu yang diuleni dengan campuran raja zeus minyak samin, susu atau air mawar, serta sedikit gula dan ragi. Yang membuatnya khas adalah isian kurma cincang yang kadang dibumbui dengan kapulaga dan kayu manis, memberikan aroma khas yang lembut dan harum.

Proses pembuatannya pun tak sembarangan. Di banyak rumah di Riyadh, Kleicha masih dibuat dengan tangan oleh ibu-ibu rumah tangga, terutama menjelang hari raya. Adonan digulung, diisi, dan dibentuk dengan cetakan khas yang disebut tabbaa Kleicha, biasanya bermotif bunga atau geometri Arab. Setelah dipanggang, Kleicha menghasilkan tekstur renyah di luar dan lembut manis di dalam — sangat cocok dinikmati bersama teh Arab atau kopi qahwa.


Kleicha dan Nilai Sosial dalam Masyarakat Riyadh

Di Riyadh, Kleicha tidak sekadar makanan, tetapi juga simbol keramahtamahan dan kehormatan. Saat tamu datang, menyajikan Kleicha berarti memberikan yang terbaik dari rumah. Banyak keluarga di ibu kota Saudi ini masih mempertahankan tradisi membuat Kleicha sendiri alih-alih membelinya di toko, karena percaya bahwa makanan buatan tangan lebih sarat cinta dan doa.

Tak hanya dalam acara keluarga, Kleicha juga menjadi sajian wajib dalam acara majlis — pertemuan informal khas Timur Tengah — hingga seminar budaya dan acara kenegaraan. Bahkan dalam konteks diplomatik, Kleicha sering dijadikan bagian dari “kuliner diplomasi” untuk memperkenalkan budaya Saudi kepada tamu asing.


Adaptasi Modern: Tetap Autentik di Tengah Kota Global

Meski Riyadh kini dipenuhi kafe modern dan jaringan makanan cepat saji internasional, Kleicha tetap bertahan dan bahkan mengalami transformasi kreatif. Beberapa toko roti tradisional mulai mengembangkan Kleicha dengan variasi isi seperti kacang kenari, cokelat, atau bahkan keju krim. Namun, versi klasik dengan isi kurma dan rempah tetap paling diminati.

Di pusat perbelanjaan ternama seperti Al Nakheel Mall dan Riyadh Gallery, pengunjung bisa menemukan Kleicha dalam bentuk kemasan premium — membuktikan bahwa makanan tradisional pun bisa bersanding dengan gaya hidup modern. Bahkan startup kuliner lokal mulai memasarkan Kleicha secara online, menjangkau konsumen di luar Arab Saudi, termasuk diaspora Arab di Eropa dan Asia.


Spiritualitas dalam Setiap Gigitannya

Apa yang membuat Kleicha begitu istimewa bukan hanya rasanya, tetapi juga makna spiritual di baliknya. Kurma yang menjadi isi utama Kleicha dikenal sebagai buah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi. Rasulullah SAW sendiri sangat mencintai kurma dan sering mengonsumsinya saat sahur dan berbuka.

Kleicha, dalam konteks ini, bukan hanya makanan ringan, tetapi penghubung antara masa kini dengan sunnah Nabi, mengingatkan umat Islam akan kesederhanaan dan keberkahan dalam setiap hidangan.

BACA JUGA: Mee Hoon Goreng: Mi Tipis Isi Sayuran Minim

Share: Facebook Twitter Linkedin