Bali dikenal sebagai salah satu surga kuliner di Indonesia. Keberagaman rasa, kekayaan rempah, serta pengaruh budaya Hindu Bali menjadikan makanan di pulau ini begitu khas dan menggoda selera. Namun, bagi wisatawan Muslim atau mereka yang menghindari daging babi karena alasan agama, gaya hidup, atau kesehatan, ada hal penting yang perlu diperhatikan: babi adalah salah satu bahan utama dalam banyak hidangan tradisional Bali.
Kehadiran babi dalam masakan Bali bukan tanpa alasan. Dalam adat dan budaya setempat, babi adalah simbol persembahan, kekayaan, dan rasa syukur. Tidak heran jika banyak masakan khas Bali yang menggunakan babi sebagai bahan utama atau campuran. Oleh karena itu, mengenali jenis-jenis hidangan yang sering mengandung babi sangat penting untuk memastikan konsumsi makanan tetap sesuai dengan keyakinan dan prinsip masing-masing.
Berikut adalah beberapa kuliner Bali yang mengandung babi, serta tips agar tetap aman saat menjelajahi wisata kuliner di Pulau Dewata.
BACA JUGA: Rempah Rendang Sapi Khas Minang yang Wajib Ada, Begini Sejarah dan Resepnya
1. Babi Guling
Ini mungkin adalah hidangan Bali yang paling ikonik. Babi guling adalah babi rajazeus login utuh yang dipanggang perlahan di atas bara api sambil diputar (diguling). Proses ini membuat kulitnya garing dan dagingnya lembut, dengan bumbu khas Bali seperti basa gede (campuran bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, dan cabai).
Hidangan ini biasa disajikan dengan nasi, lawar (campuran sayur dan daging), sambal, dan kuah kaldu babi. Meskipun versi ayam guling mulai bermunculan, babi guling tetap dominan dalam banyak warung dan restoran lokal.
Catatan: Beberapa rumah makan mencampurkan kuah babi ke dalam nasi campur tanpa menyebutkannya secara eksplisit.
2. Lawar Merah
Lawar adalah hidangan campuran sayuran, parutan kelapa, dan daging cincang, diberi bumbu rempah khas Bali. Ada dua jenis utama: lawar putih dan lawar merah.
Lawar merah biasanya menggunakan darah segar babi sebagai campuran, memberi warna merah gelap dan rasa khas yang kuat. Walaupun lawar bisa menggunakan daging ayam atau sapi, daging babi adalah bahan yang paling umum, terutama dalam lawar merah.
3. Komoh dan Serapah
Komoh adalah sejenis sup khas Bali yang menggunakan darah babi atau ayam sebagai bahan utama, dicampur dengan rempah-rempah dan sedikit air kaldu. Rasanya gurih dan sering disajikan sebagai pendamping upacara adat.
Serapah, di sisi lain, adalah olahan daging yang dimasak dengan darah dan santan kental, serta rempah yang kuat. Kedua hidangan ini umumnya menggunakan babi, dan jarang disebutkan dalam daftar menu restoran wisata karena lebih umum di dapur tradisional Bali.
4. Tum Babi
Tum adalah makanan yang dibungkus daun pisang, menyerupai pepes. Isinya bisa berupa daging ayam, ikan, atau babi yang dibumbui dengan rempah khas Bali, lalu dikukus. Tum babi menjadi salah satu favorit masyarakat lokal, karena rasanya gurih dan aromanya kuat.
Masalahnya, tum tidak selalu ditandai dengan jelas apakah berisi babi atau bukan. Jika membeli di pasar tradisional atau warung pinggir jalan, pastikan bertanya terlebih dahulu.
5. Sate Babi Bali
Sate babi di Bali memiliki ciri khas tersendiri. Potongan daging biasanya dilumuri bumbu manis pedas, kemudian dibakar hingga karamelisasi sempurna. Rasanya manis, gurih, dan sedikit pedas, berbeda dari sate babi ala Cina atau sate Madura.
Sayangnya, beberapa warung menyajikan sate babi di etalase tanpa label jelas, atau bahkan dicampur dengan menu lain seperti ayam atau telur. Waspada terhadap tempat makan yang tidak menjelaskan komposisi daging secara transparan.
Tips Aman Kulineran di Bali Bagi yang Menghindari Babi
-
Pilih Warung Makan Muslim/Halal
Banyak warung dan restoran halal di Bali, terutama di daerah Denpasar, Kuta, dan Nusa Dua. Lihat label halal atau nama warung seperti “Warung Muslim”, “Ayam Bakar Halal”, dan sejenisnya. -
Hindari Makanan Tradisional yang Tidak Dijelaskan dengan Jelas
Jika tidak familiar dengan nama hidangan, lebih baik bertanya atau cari informasi terlebih dahulu. -
Gunakan Aplikasi Panduan Halal
Aplikasi seperti HalalMUI atau Scan Halal dapat membantu mengidentifikasi restoran dan produk halal di sekitar Anda. -
Bertanya Secara Langsung
Jangan ragu bertanya pada penjual atau pelayan tentang bahan makanan yang digunakan, terutama dalam lawar, kuah, dan sate. -
Masak Sendiri atau Beli Produk Kemasan Halal
Jika ingin lebih tenang, membeli bahan mentah atau produk berlabel halal dari supermarket besar bisa menjadi alternatif.